Senin, 27 Juni 2016

PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN



PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN

 


Oleh :

Olys Eka Yulina I.C.A ( 162014001 )
Nita Kristiana              ( 162014033 )
Francisca H.S              ( 162014040 )



PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016




PEMBAHASAN

Wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi hendaknya dapat menerpakan beberapa perilaku, yaitu sebagai berikut :
1. Menerapkan Perilaku Tepat Waktu
Tanpa kita sadari ternyata waktu di dunia ini terus berjalan, dan umur kita juga akan semakin berkurang. Kadang-kadang tidak kita perhatikan masalah waktu ini, sehingga kita tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Bagi seorang wirausaha, waktu merupakan hal yang sangat berharga, waktu harus digunakan untuk sesuatu yang produktif, bukan untuk bersantai-santai, bersenang-senang atau kebanyakan untuk tidur. Seseorang wirausaha yang tidak dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya bisa dikatakan sudah rugi, rugi waktu dan rugi uang. Orang china mengatakan bahwa waktu adalah uang. Maka dari itu disiplin atas waktu merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh wirausaha. Berikut beberapa ungkapan tentang perilaku tepat waktu :
a. Tepat waktu adalah organisasi
Artinya semua aktivitas kegiatan bertujuan untuk mencapai suatu cita-cita. Berhasil tidaknya perjuangan hidup yang hendak dicapai perusahaan kesempatan yang relatif sangat pendek.
b. Tepat waktu adalah kekuasaan
Artinya waktu sekarang dapat menentukan kejadian-kejadian di masa yang akan datang.
c. Tepat waktu adalah nilai uang
Artinya waktu yang diberikan oleh wirausahawan dapat menghasilkan sesuatu tujuan yang dapat dinilai dengan uang.
d. Tepat waktu adalah ukuran
Artinya menentukan berapa lama harus bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal.

2. Menerapkan Perilaku Tepat Janji
Menerapkan perilaku tepat janji dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. Hal ini harus tumbuh dalam jiwa seorang wirausaha karena dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap konsumen, masyarakat dan rekan bisnis. Adapun ciri-ciri kepribadian perilaku tepat janji bagi calon wirausaha adalah sebagai berikut :
a) Bermoral tinggi dalam menepati janji,
b)  Bersikap mental tinggi dalam menepati janji,
c) Terampil dalam belajar dan berusaha.
3. Menerapkan Kepedulian Mental Dalam Bentuk Hasil Kerja, Penampilan Dan Kinerja Lainnya
Wirausaha harus selalu memperhatikan mutu (kualitas) hasil kerja. Karena erat dengan masalah keputusan konsumen. Menerapkan kepedulian terhadap mutu dalam bentuk hasil kerja dapat diterapkan baik di lingkungan masyarakat, sekolah dan keluarga yang berupa penampilan.
4. Menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri
Jika calon wirausaha yang ingin menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri harus melalui beberapa hal berikut ini:
a. Ketabahan
Artinya tetap kuat hati di dalam menghadapi cobaan dan kesulitan hidup dalam berusaha. Semua kesulitan dan gangguan kita kembalikan kepada kekuasaan Tuhan, karena semuanya dianggap berasal dari Tuhan juga.
Dalam kita hidup pasti akan mendapatkan cobaan, dimana cobaan itu berbeda-beda antara orang satu dengan yang lainnya. Untuk mengatasi berbagai macam cobaan, kita harus melatih ketabahan antara lain dengan memelihara pendirian bahwa kita harus sukses.
Para wirausaha diharapkan memiliki ketekunan dan keuletan dalam berusaha. Kemajuan dan sukses harus diperoleh melalui usaha kerja keras, keyakinan, perjuangan, pengorbanan, dan ketabahan.
b. Keuletan
Artinya tangguh, kuat dan tidak mudah putus asa. Cita-cita yang tinggi akan menjadi pendorong dan daya tahan dalam menghadapi segala rintangan, hambatan, cobaan, dan kendala yang dihadapi. Banyak di antara orang cepat berputus asa, menyerah kalah karena melihat adanya tanda-tanda kegagalan. Mereka yang tidak putus asa merupakan orang-orang yang ulet, tabah, tekun, dan berkepribadian tinggi. Ketekunan dan keuletan untuk mencapai tujuan merupakan sumber keberhasilan.
c. Disiplin
Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan. Dengan melaksanakan disiplin berarti semua pihak dapat menjamin kelangsungan hidup dan kelancaran kegiatan belajar bekerja, dan berusaha.
Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit. Disiplin diri sendiri memberikan kekuatan-kekuatan, yaitu :
1. Menolong kita untuk mengontrol sikap mental,
2. Menguasai keadaan penghidupan
3. Mengatasi kegagalan, kemelaratan, dan nasib buruk
4. Membentuk pola berpikir logis,
5. Mengamankan dari perasaan takut,
6. Mengontrol batin dan mengarahkannya pada tujuan.
5. Konsep disiplin harus dapat memberikan motivasi belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi.
Pentingnya disiplin belajar, bekerja, berkarya dan berpartisipasi adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim belajar, bekerja, berkarya, dan berpartisipasi yang menyenangkan.
2. Menghargai usaha-usaha secara aktif dan produktif.
3. Meningkatkan prestasi belajar, bekerja, berkarya, dan berpartisipasi.

d. Kerja Sama Para wirausaha harus bisa hidup dengan tidak merugikan orang lain.
Pada hakikatnya kekuatan manusia itu terletak pada kemampuan fisik atau kemampuan pada jiwanya semata. Kekuatan manusia terletak dalam kemampuan untuk bekerjasama dengan manusia lainnya.

9 macam perilaku wirausaha menurut (Imam Santoso Sukardi th 1991) dalam menerapkan sebuah usaha:

1. Perilaku Seorang Wirausaha - Instrumental

Perilaku seorang wirausaha yang pertama menurut Imam Santoso Sukardi adalah perilaku intrumental, maksud dari perilaku instrumental adalah perilaku yang selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk membantu dirinya mencapai tujuan yang hendak dicapainya dalam berwirausaha. Seorang wirausaha yang berperilaku instrumentan juga selalu mencari sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan usahanya, dengan kata lain segala sesuatu yang ada di sekelilingnya dapat bermanfaat dan dipandang sebagai suatu "instrumen" alat untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

2. Perilaku seorang wirausaha - Prestatif

Perilaku seorang wirausaha menurut Imam Santoso Sukardi yang kedua adalah perilaku prestatif. Perilaku yang satu ini sudah saya jelaskan pada kesempatan yang lalu pada artikel yang berjudul pengertian perilaku prestatif. Namun, akan saya singgung sedikit mengenai perilaku ini. Maksud dari perilaku prestatif adalah suatu perilaku yang menunjukkan bahwa seorang wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dari pada yang sebelumnya. Dengan kata lain bahwa wirausahanya akan semakin berkembang.

3. Perilaku seorang wirausaha - Keluwesan bergaul

Perilaku seorang wirausaha yang ke-tiga menurut Imam Santoso Sukardi adalah keluwesan dalam bergaul, arti atau maksud dari perilaku yang ketiga ini adalah perilaku yang selalu berusaha untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar dengan cepat dan baik. Atau dapat dikatakan seorang wirausaha harus selalu aktif bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar, sehingga hubungannya dengan masyarakat di sekiliingnya baik atau dekat.

4. Perilaku seorang wirausaha - Kerja keras

Perilaku seorang wirausaha yang ke-empat adalah perilaku kerja keras. Saya yakin anda sudah mengetahui definisi dari kerja keras ini, maksud dari kerja keras adalah perilaku yang tidak mudah menyerah, tidak mudah mengeluh dan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan sampai selesai. Seorang wirausaha yang bekerja keras aka mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada untuk kepentingan pribadi dan usahanya (tidak ada waktu yang terbuang sia-sia).

5. Perilaku seorang wirausaha - keyakinan diri

Perilaku seorang wirausaha yang kelima adalah perilaku keyakinan diri. Maksud dari perilaku keyakinan diri adalah suatu perilaku atau sikap percaya diri atau yakin atas kemampuan yang dimiliki, sehingga bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa ragu-ragu dan selalu optimis untuk mencapai kesuksesan dalam usahanya.

6. Perilaku seorang wirausaha - pengambilan risiko

Menurut Imam Santoso Sukardi perilaku seorang wirausaha yang keenam adalah perilaku pengambilan risiko. Maksud dari perilaku yang satu ini adalah seorang wirausaha harus mempunyai keberanian dalam memutuskan suatu keputusan yang ada risikonya, seorang wirausaha juga harus siap menanggung risiko yang akan dihadapinya. Walaupun demikian seorang wirausaha juga dituntut untuk cermat, berhati-hati dan memperhitungkan benar risiko yang akan didapat.

7. Perilaku seorang wirausaha (personal control / pengendalian diri)

Maksud dari perilaku seorang wirausaha yang ketujuh ini adalah perilaku yang merujuk pada pribadi wirausaha yang memutuskan kapan dia harus bekerja lebih keras, kapan dia harus meminta bantuan kepada orang lain, dan kapan dia harus merubah strategi dalam bekerja, dalam menghadapi hambatan.

8. Perilaku seorang wirausaha - inovatif

Perilaku seorang wirausaha yang kedelapan menurut Imam Santoso adalah inovatif. Artinya seorang wirausaha harus memiliki perilaku yang inovatif atau selalu berpandangan ke depan untuk mancari cara-cara atau teknik-teknik baru untuk membuat usahanya bekerjembang. Inovatif ini lebih mengarah ke dalam sesuatu yang khas, unik dari hasil pemikirannya. Inovatif juga dapat diartikan dengan melakukan pengembangan-pengembangan atau penyempurnaan sesuatu yang sudah ada (imitative innovative).

9. Perilaku seorang wirausaha - Kemandirian

Perilaku seorang wirausaha yang kesembilan adalah kemandirian. Maksud dari perilaku ini adalah seorang wirausaha harus berusaha untuk selalu mandiri, dan selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Selain itu juga tidak tergantung kepada orang lain, karena mandiri itu lebih baik, lebih irit dan hasil karya sendiri dan pengerjaannya sesuai dengan yang diiginkannya. Dia juga dapat saja bekerja dalam kelompok selama mendapati kebebasan bertindak pengambilan keputusan kerja, menentukan tujuan kelompok serta memilik alternative perilaku. 

CONTOH PENERAPAN USAHA DALAM KEWIRAUSAHAAN

Ahmad Anggoro, kini berusia sekitar 23 tahun. Pemuda yang lahir pada tanggal 9 September 1991 silam, ternyata mampu meraih kesuksesan lebih cepat di bandingkan kebanyakan orang lain. Di usianya yang masih terbilang muda, pria kelahiran Kediri ini mampu menjadi pengusaha sukses dengan omzet ratusan juta rupiah perbulan dari peluang usaha clothing yang telah ia jalani sejak tahun 2010.

Ahmad anggoro hanyalah seorang lulusan SMK swasta yang merupakan anak sulung dari sepasang suami istri yang tidak kaya. Berasal dari keluarga yang biasa - biasa saja membuat pemuda ini nekad merantau ke Jakarta. Dengan hanya bermodalkan ijazah SMK dan uang seadanya, ia kemudian mencoba peruntungannya di kota metropolitan di Jakarta. Sesampainya di Jakarta, beliau kemudian tinggal di sebuah kontrakan kecil di Jakarta Timur.
Harapan untuk sukses di kota Jakarta memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebelum ia sukses, ia pernah bekerja sebagai buruh pabrik kayu. 2 Bulan bekerja di pabrik tersebut, beliau kemudian menjadi penjaga warnet dengan hasil bulanan sekitar Rp. 700.000,- / bulan. Dengan gaji sekecil itu tentu sangat kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya di Jakarta. Ia berpikir keras, peluang usaha apakah yang sekiranya dapat ia jadikan usaha sampingan agar ia bisa sukses.
Satu fakta yang ia sadari adalah Ahmad memiliki kemampuan menggambar. Ia menyadari bahwa potensi yang di milikinya adalah dalam hal grafis atau menggambar. Dari sini timbul ide untuk menjalankan usaha clothing. Setelah melakukan survey pasar, Ahmad menyimpulkan bahwa usaha clothing atau pembuatan pakaian. Ia menyimpulkan bahwa usaha pembuatan pakaian masih memiliki potensi yang sangat besar untuk di jalankan karena banyaknya peminat terlebih para anak muda yang gemar mengoleksi kaos atau pakaian. Dari sinilah kemudian cerita suksesnya bermula.
Dengan modal 2 juta yang ia dapatkan dari hasil menabung gaji di warnetnya selama satu tahun. Ia kemudian terjun ke dunia bisnis bagian clothing. Karena ia tidak memiliki pengalaman di bidang sablon dan sebagainya, beliau berinisiatif untuk belajar secara otodidak. Dan kemudian dia berhasil memproduksi kaos dengan labelnya sendiri. Ia membeli kaos dalam jumlah besar kemudian ia membuat desain untuk kaosnya lalu mencari tukang sablon yang dapat mencetak gambar - gambar yang telah ia desain di kaosnya.
Kaos hasil kreasinya kemudian ia pasarkan kepada teman - temannya melalui lewat jejaring sosial atau selebaran. Setelah beberapa menjalankan bisnis ini, ia tak luput dari halangan dan rintangan. Tepatnya pada tahun 2010, di tahun pertamanya menjalankan bisnis kaos, ia rupanya mengalami kerugian besar karena uangnya di curi oleh salah satu sahabatnya sendiri, terlebih produk yang di hasilkan kurang laku di pasaran lantaran masih kalah dengan produk yang sudah lebih dahulu terkenal.

Kegagalan bukan berarti berakhir. Ahmad Anggoro tahu itu, ia tetap saja berusaha dan tak kenal menyerah. Berbekal dari pengalaman, ia kemudian berinovasi untuk membuat kaos dengan desain lebih modern, simple dan mengikuti trend perkembangan jaman saat ini.
Titik terang usahanya mulai kelihatan pada tahun  2011,Produk kaos yang ia hasilkan mulai di kenal orang dan permintaan juga mulai membanjir. Dengan beragama desain dan tampilan yang moedern, kaosnya mulai laku di pasaran dan menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Dengan biaya pembuatan sebesar Rp. 30.000 - Rp. 40.000, ia menjual kasonya seharga Rp. 100.000,- dengan kata lain untuk tiap item ia dapat menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 60 ribu hingga Rp. 70 ribu / item. Sementara penjualan kaos perbulannya dapat mencapai 60 - 70 item.
Seiring dengan kemajuan usahanya, ia mencoba berinovasi dengan menjual produk selain kaos seperti Tas, Dompet, celana dll. Kini, di usianya yang masih sangat muda, Ia telah mendapatkan omzet usaha sekitar Rp. 100.000.000,- perbulan. Tak hanya itu, secara tidak langsung pemuda asal Kediri ini telah membka lapangan kerja baru bagi 50 pekerja yang bekerja di tempat usahanya. Kini ia telah memiliki berbagai hal yang di inginkan oleh pemuda kebanyakan termasuk saya pribadi, mobil, istri, rumah pribadi dan tentunya memberangkatkan
orangtuanya untuk melaksanakan ibadah haji.

Analisis
Kesuksesan Ahmad Anggoro dapat ia raih setidaknya karena beberapa hal diantaranya adalah 1.Perilaku Seorang Wirausaha – Instrumental

Mampu memanfaatkan sesuatu sekitar untuk mencapai tujuan yaitu Ahmad menggunakan keahliannya mendesain kemudian dijadikan peluang usaha

 

2. Perilaku seorang wirausaha - Prestatif

            Wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dari pada yang sebelumnya. Ahmad tidak hanya mengandalkan kemampuannya dalam usaha yang didirikan tetapi dia menambah keahlian dengan belajar sablon secara otodidak.

 



3. Perilaku seorang wirausaha - Keluwesan bergaul

Seorang wirausaha harus selalu aktif bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar, sehingga hubungannya dengan masyarakat di sekiliingnya baik atau dekat. Ahmad  memasarkan produknya ke teman-temannya melalui lewat jejaring sosial atau selebaran.
4. Perilaku seorang wirausaha - Kerja keras
            Meskipun pernah rugi besar karena tidak laku dan pencurian yang di lakukan temannya. Ternyata tidak menyurutkan langkah Ahmad Anggoro, bukannya mundur namun menjadi bahan untuk tafakur. Dari kegagalan pasti ada hikmah yang apa bila kita dapat menyikapinya dengan benar akan menjadi salah satu kekuatan yang besar. 
5. Perilaku seorang wirausaha - keyakinan diri
            Anda harus tahu apa potensi anda. Kita tentu memiliki kekurangan, namun di sisi lain kita juga memiliki kelebihan, bakat dan potensi yang dapat kita latih untuk menghasilkan kesuksesan. Sayangnya, banyak sekali pemuda yang tidak mengetahui apa bakat terpendamnya, lebih parah lagi meskipun mereka tahu, mereka tidak mau berusaha untuk memanfaatkan bakat yang ia miliki utuk menghasilkan uang.
6. Perilaku seorang wirausaha - pengambilan risiko
            Dengan hanya bermodalkan uang Rp, 2 juta hasil kerja di warnet, Ia berani mencoba menjalankan bisnis dengan resiko ia harus kehilangan uang tabungannya selama setahun.
7. Perilaku seorang wirausaha (personal control / pengendalian diri)
            Ahmad mampu keluar dari kegagalan yang sempat dialaminya (keluar dari hambatan)
8. Perilaku seorang wirausaha – inovatif
            Seiring dengan kemajuan usahanya, ia mencoba berinovasi dengan menjual produk selain kaos seperti Tas, Dompet, celana dll.

9. Perilaku seorang wirausaha – Kemandirian

            Ahmad mampu menentukan sendiri peluang usaha yang dijalani akan sukses.

 


KESIMPULAN

Dalam kewirausahaan, seorang wirausaha harus mempunyai komitmen tinggi untuk mencapai keuntungan dan memiliki konsumen yang banyak. Seorang wirausaha harus tangguh, kuat dan tidak mudah putus asa apapun yang terjadi pada usaha yang sedang dijalankan.



 


           


DAFTAR PUSTAKA